Jakarta - Jaksa penuntut umum JPU menanggapi eksepsi atau nota keberatan Habib Rizieq Shihab yang menyebut JPU dungu dan pandir. JPU menilai penggunaan kata-kata tersebut tidak tepat."Adanya kalimat nonyuridis dan kepentingan politik dan rezim zalim dan pandir dalam eksepsi penasehat hukum adalah tidak tepat. Mengingat fungsi jaksa penuntut umum adalah menerima berkas perkara dan melakukan penuntutan, serta melaksanakan perintah hukum, yang terakhir melaksanakan eksekusi," kata tim JPU, saat membacakan tanggapan jaksa atas eksepsi terdakwa, di PN Jaktim, Jakarta Timur, Selasa 30/3/2021.Jaksa menegaskan pihaknya tidak memahami pernyataan yang dinilainya non-yuridis itu. Selain itu, lanjutnya, JPU dalam melaksanakan tugasnya tidak terkait dengan kepentingan politik apa pun. Jaksa menilai kata 'dungu' dan 'pandir' yang disampaikan Habib Rizieq dalam eksepsinya hanya mengikuti emosi semata. Menurut jaksa, kata-kata tersebut hanya digunakan oleh orang tidak terdidik."Bahasa-bahasa seperti ini digunakan oleh orang-orang yang tidak terdidik dan dikategorikan kualifikasi berpikiran dangkal. Mengingat kata 'pandir' menurut buku kamus bahasa Indonesia halaman 804 yang artinya 'bodoh'. Sedangkan kata 'dungu' menurut kamus bahasa Indonesia tersebut, pada halaman 306, diartikan sangat 'tumpul otaknya, tidak mengerti, bodoh'," tutur jaksa, tidak seharusnya kata 'dungu' dan 'pandir' ditujukan untuk JPU. Sebab, lanjutnya, JPU merupakan orang-orang berpendidikan dan berkompeten."Tidaklah seharusnya kata-kata yang tidak terdidik ini diucapkan, apalagi ditabalkan kepada jaksa penuntut umum. Sangatlah naif kalau jaksa penuntut umum yang menyidangkan perkara terdakwa dan kawan-kawan dikatakan orang bodoh, bebal, tumpul otaknya, tidak mengerti. Kami jaksa penuntut umum yang menyidangkan perkara terdakwa adalah orang-orang intelektual yang terdidik dengan berpredikat pendidikan rata-rata strata 2 dan berpengalaman puluhan tahun di bidangnya," papar Jaksa."Untuk itu, sebagai pelajaran, jangan mudah menjustifikasi orang lain, apalagi meremehkan sesama. Sifat demikian menunjukkan akhlak dan moral yang tidak baik," sambung diketahui, Habib Rizieq menyebut JPU 'dungu' dan 'pandir' dalam sidang eksepsinya pada Jumat 26/3 lalu. Habib Rizieq menyebut JPU 'dungu' dan 'pandir' karena persoalan SKT ini. Dia juga menyebut JPU menyebar hoax dan fitnah."Semua ormas baik yang punya SKT maupun tidak dilindungi oleh konstitusi dan perundang-undangan. Jadi di sini jelas, JPU sangat dungu dan pandir. Soal SKT saja tidak paham, lalu dengan kedunguan dan kepandirannya mencoba sebar hoax dan fitnah," ungkap Habib video 'Sempat Tak Bisa Masuk ke PN Jaktim, Kuasa Hukum Rizieq Mencak-mencak'[GambasVideo 20detik] mae/dhn
TRIBUNMANADOCO.ID- Habib Rizieq Shihab akhirnya bisa menghirup napas, usai bebas dari tanahan. Baca juga: Kata-kata Habib Rizieq Shihab kepada Istrinya Syarifah Fadhlun Yahya, Jadi PenjaminJakarta - Kata 'lonte' tiba-tiba saja trending Twitter dan jagat maya Tanah Air. Sebagian besar masyarakat Indonesia membicarakan asal mula kata 'lonte' yang sedang hangat dibahas menyusul ucapan Habib pemimpin Front Pembela Islam FPI saat peringatan maulid Nabi Muhammad SAW akhir pekan lalu memicu kontroversi. Dalam ceramahnya, kata lonte disebutkan Habib Rizieq, meski tidak secara spesifik menyebut nama Nikita Mirzani yang sedang bermasalah dengan dirinya."Ada lonte hina habib. Pusing, pusing. Sampai lonte ikutan ngomong, iyee...," kata Rizieq di Jl KS Tubun, Jakarta Pusat. Ucapan Rizieq disambut riuh hadirin. Dia mengaku tidak marah banyak orang berkerumun saat menjemputnya dikritik. Lalu Rizieq menyinggung soal polisi menjaga rumah orang yang disebutnya lonte itu."Saya nggak marah. Cuma ada umat yang marah, ngancem mau ngepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Kacau, kacau," kata apa sih arti dari kata 'lonte'?Kata lonte masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yang dirangkum oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud. Lonte resmi masuk ke dalam kamus laman kata lonte berarti kepada 7 makna. Di antaranya perempuan jalang, wanita tunasusila, pelacur, sundal, jobong, cabo, dan ada makna lainnya dari kata lonte yang masuk ke dalam KBBI, yakni sebagai kata benda. Lonte merupakan bahasa gaul yang menjadi akronim dari lontong Lonte di Buku SoekarnoJauh sebelum riuhnya kata lonte yang menjadi perbincangan netizen gegara Habib Rizieq, kata lonte terlebih dahulu masuk ke dalam otobiografi Soekano. Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, Bung Karno menuliskan peran dari wanita tuna wanita tuna susila atau pelacur disebut Bung Karno sebagai mata-mata penting dan paling baik di dunia."Dalam keanggotaan PNI Partai Nasional Indonesia di Bandung terdapat 670 orang perempuan yang berprofesi demikian dan mereka adalah anggota yang paling setia dan patuh," tulis Bung wanita tuna susila yang disebut Bung Karno bertugas sebagai informan kolonial di masa penjajahan. Mereka juga terlibat dalam pergerakan sosial dan sebagai penyumbang besar bagi buku juga disebut, Bung Karno bekerja sama dengan 670 lonte yang dijadikan sebagai mata-mata. Lokasi mereka pun menjadi tempat rapat yang aman. Simak Video "Putri Nikita Mirzani Bantah Antonio Dedola Manfaatkan Uangnya" [GambasVideo 20detik] tia/nu2